Senin, 30 Desember 2013

Pertanyaan-Pertanyaan Wawancara Pekerjaan Tentor Bimbingan Belajar


Asslamual'alaykum.. ^_^
Setelah sekian bulan kagak ngurusin blog, akhirnya ni malem gue mulai produktif lagi nulisnya. Barusan gue udah nulis tentang Tujuan Diciptakannya Manusia dan satunya lagi Kisah Fudhail bin Iyadh yang sangat menginspirasi kita buat bertobat dan kemabli ke jalan Allah SWT. Semoga tulisan gue yang barusan bermanfaat. Amiin.
Naaa sekarang, gue mau cerita ni. Tentang aktifitas yang gue jalanin di hari sabtu kemaren. Jadi ceritanya gini. Kemarin Sabtu, gue ngelamar kerja di sebuah lembaga bimbingan belajar di deket daerah tempat tinggal gue, Jogja. Jujur, sebelumnya gue belum pernah ke lembaganya itu. Tau tempatnya aja kagag. Sampai kemarin sabtu siang, sekirat jam setengah duaan, gue belum tau tempat lembaga yang mau gue lamar tuh lokasinya dimana. Yaa berhubung tekat gue udah kuat, hari itu juga gue harus masukin tuh surat lamaran, akhirnya gue cari-cari dah tuh lokasi lembaganya. Alhamdulillah. Berkat petunjuk dari teman gue, gue akhirnya menemukan dimana tempatnya. Naa tapi, gue gak langsung masukin tuh surat lamaran. Gue cuma lewat depannya aja. Soalnya, surat lamaran yang mau gue masukin belum gue masukin di map. Mapnya aja belum ada. Belum beli gue. Yaa akhirnya gue nyari-nyari map dulu deh ke sekitar kampus gue. Trus abis tu, gue balik lagi ke tempet bimbel tadi. Tapi, sebelum sampai di tempet bimbel, gue mampir ke masjid buat nata tuh berkas-berkas yang mau buat ngelamar kerja. Di masjid, gue bertemu sama akhwat-akhwat yang cantik dan berseri wajahnya karena basuhan air wudhu. #masyaAlloh, indah ciptaanMu :*
Saat gue baru duduk sambil mbenerin tuh berkas-berkas yang mau buat ngelamar, ada akhwat memakai jilbab putih bermotif balon sedang sholat. Tak berapa lama kemudian, akhwat itu merapikan mukenanya dan segera pergi dengan memakai motor.

Naa.. setelah berkas siap, langsung dah gue meluncur ke tempat bimbel buat ngumpulin berkas lamaran. Sesampainya disono, gue terkejut. Ternyata admin lembaga bimbel tempat gue nglamar adalah akhwat tadi yang di masjid bareng gue.
"Yang tadi di Nurul Ashri ya?", tanya akhwat tadi. Dan ternyata namyanya mbak Tika. hehe #lupain

Setelah gue ngungkapin maksud kedatangan gue, akhirnya mbak Tika mengerti. dan menawarkan gue buat langsung wawancara. Aduh, gue bingung. Padahal tadinya cuma mau ngumpulin aja. Wawancaranya mah belakangan, eeh palah langsung. Tapi ndak papa lah. Dari pada nunggu sampai sebulan dua bulan baru diwawancara. Mending sekalian kan? Toh kalopun wawancara yang sekarang gagal, bisa dicoba lagi di lain waktu. #kata mbaknya :p

Oke, ini dia pertanyaan-pertanyaan yang kemarin ditanyakan oleh tim wawancara kepana gue :
  1. Tujuan Anda ingin bekerja di sini?
  2. Alasan mengapa Anda memilih pekerjaan menjadi tentor belajar apa?
  3. Pengalaman kerja yang sudah Anda geluti sebelumnya?
  4. Kelebihan dan kekuranngan Anda?
  5. Menurut Anda, bekerja yang profesional itu yang seperti apa?
  6. Kesanggupan mengampu siswa SD? SMP? SMA?
  7. Mata pelajaran yang Anda kuasai?
  8. Pengalaman mengajar yang pernah Anda lakukan?
  9. Digunkan untuk apa waktu luang yang Anda punyai selama ini?
  10. dll
Yaa kira kira seperti itulah pertanyaan yang kemarin harus gue jawab saat wawancara buat jadi tentor di bimbel. Mungkin ga jauh berbeda dengan pekerjaan lain. Sebenernya ada banyak pertanyaan yang lainnya lagi. Tapi gue lupa aja aja. Kira-kira waktu yang diperlukan buat wawancara itu sekitar 45 menit. Oiya, selain ditanya pertanyaan yang macem-macem kayak tadi itu, kemarin aku juga diminta buat praktik mengajar. Alhamdulillah. Lancar-lancar aja. Sampai hari ini belum ada keputusan apakah gue diterima atau ngga. Tapi apapun keputusannya, semoga Allah memberikan keputusan yang terbaik buat gue. HAMASAH, Meli :D

Udah dulu ya.Semoga tulisan gue yang sebenernya berisi curhatan ini bisa memberikan sedikit gambaran saat temen-temen mau wawancara kerja. #jadi tentor khususnya. :D
Oke, sampai jumpai lagi di tulisan berikutnya. Asslamualaykum. Keep Hamasah :D

Tujuan Diciptakannya Manusia


Tentu Anda tahu siapa yang menciptakan jin dan manusia kan? Ya. Ialah Allah SWT. Allah yang menciptakan semua apa yang ada di alam semeste ini. Allah menciptakan semua ini pasti dengan maksud tertentu. Tak ada yang sia-sia. Mari kita renungkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini:

Apa maksud diciptakannya mata kita?
Mata diciptakan untuk melihat.
Apa maksud diciptakannya telinga?
Telinga diciptakannya untuk mendengar.
Apa maksud diciptakannya lidah?
Lidah diciptakan untuk berbicara.
Apa maksud diciptakannya tangan?
Tangan diciptakan untuk memegang.
Apa maksud diciptakannya kaki?
Kaki diciptakan untuk berjalan.
Apa maksud diciptakannya hidung?
Hidung diciptakan untuk merasakan aroma.
Apa maksud diciptakannya diri kita? 

Apa maksud diciptakaanya diri kita (manusia)?

Allah berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (QS. Adz Dzariyat : 56).

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada Kami?” (Al-Mukminun: 115).


“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah: 36).


Allah Subhanahu wata’ala mengabarkan bahwasanya Dialah yang menciptakan jin dan manusia. Dan bahwasanya hikmah dari penciptaan mereka adalah untuk mengesakan-Nya dengan ibadah dan mengingkari peribadatan kepada selain-Nya. Dan sesungguhnya diciptakannya mereka hanya untuk ibadah dan Allah akan cukupkan rezeki mereka. Dia Maha Benar janji-Nya, Maha Berkuasa kehendak-Nya karena Dia al-Qowiyyul Matin (Maha Kuat lagi Maha Kokoh).
Kita semua diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, sudahkan kita beribadah kepada Allah? Sudahkan kita menggunakan hidup ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah?

Untuk apa mata kita selama ini?
Untuk apa telinga kita selama ini?
Untuk apa lidah kita selama ini?
Untuk apa tangan kita selama ini?
Kemanakan kita melangkahkan kaki kita selama ini?

"Katakanlah wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah maha mengampuni semua dosa. Sungguh Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah sirilah kepada-Nya." (QS. Az-Zumar: 53-54)

Kisah Fudhail bin Iyadh

Di Semenanjung Arabia, sekitar tahun 120 H, ada seorang pemuda yang sangat terkenal di seluruh penjuru Arabia. Pemuda itu terkenal sebagai seorang perampok kelas kakap. Walaupun usianya masih sangat muda, akan tetapi, kekejamannya membuat semua orang terlihat bernyali ciut. Dalam melakukan aksinya, ia tak pernah mengenal ampun untuk korban-korbannya.

Pada suatu ketika, pemuda itu jatuh hati kepada seorang gadis yang cantik jelita. Karena pemuda itu tidak bisa menahan gejolak hatinya, pemuda itu merencanakan aksi yang jahat. Ia berencana masuk ke rumah gadis tersebut saat malam tiba. Saat semua penduduk kota sudah terlelap tidur. Malam pun tiba. Dengan mengendap-endap, pemuda itu memasuki rumah si gadis lewat jendela. Namun, belum melancarkan niat jahatnya, pemuda itu mendengar sesorang menyenandungkan sebuah ayat Al-Qur'an.
"Belum tibakah waktunya bagi orang yang beriman untuk secara khusyu' mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada meraka) dan janganlah mereka berlaku seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara meraka menjadi orang-orang yang fasik" (QS Al Hadid: 16)
Sejak kecil, pemuda itu sudah sering mendengarkan ayat Al-Qur'an. Ia tak pernah merasakan sesuatu yang istimewa dari ayat-ayat itu. Tetapi, malam itu berbeda. Entah mengapa, tatkala mendengar ayat Al-Quran tersebut tanpa sengaja, tiba-tiba terbesit penyesalan dalam hatinya. Hatinya bergetar, tatapannya kosong, lidahnya kelu dan badannya kaku seketika. Ia sungguh menyesali perbuatan yang ia lakukan selama ini. Pemuda itu pun segera keluar dari rumah sang gadis.

Di sudut kota yang sepi, ia berjalan tanpa arah. Tatapannya kosong. Pikirannya berkecambuk tak menentu. Air matanya mulai berjatuhan. Kakinya seakan kehilangan tenaga. Dengan terbata ia berbisik, "Tentu saja, wahai Pemilik jiwaku. Telah tiba waktuku untuk bertobat."

Tak ingin seorang pun tahu ia sedang terduduk sedih, pemuda itu bergegas kembali ke reruntuhan bangunan tempat ia biasa bersembunyi. Tak lama berselang, datanglah rombongan kafilah dagang dengan menggunakan kuda. Seorang dengan suara berat berkata, "Kita jalan terus." Temannya melanjutkan, "Kita jalan terus sampai pagi. Fudhail biasanya menghadang kita di tempat ini."

Perkataan para kafilah dagang itu seperti jarum yang menusuk jantung pemuda itu. Karena pemuda itulah yang sedang mereka bicarakan. Fudhail. Yaa Fudail adalah namanya. Tak seperti malam-malam sebelumnya, sebilah pedang yang selalu menemaninya tetap ia sarungkan. Getar lembut di hatinya sekali lagi muncul. Ia pun bergumam, "Aku melakukan kemaksiatan sepanjang siang dan malam. Dan tak sedikit orang yang ketakutan kepadaku. Sungguh tidaklah Allah mengantarkanku pada suara-suara itu melainkan agar aku menyudahi kejahatanku. Ya Allah, aku bertobat kepada-Mu."

Sahabat, di sisa usianya, pemuda itu memenuhi tekadnya untuk bertobat. Nama lengkapnya Fudhail bin Iyadh. Setelah bertahun-tahun berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan memperdalam agama, ia kemudian dikenal sebagai seorang ulama besar hingga dijuluki "Abidul Haramain" yang artinya Hamba yang rajin beribadah di Mekah dan Madinah. Kaena komitmennya yang kuat menempuh hidup baru dan pengabdiannya yang luar biasa terhadap agama, namanya tetap harum sampai sekarang. Petuah=petuahnya teru dibaca oleh berjuta-juta umat islam melalui buku-buku yang mengutipnya.

Subhannallah. Itulah kisah hidup Fudhail bin Iyadh. Akankah kita mengikuti langkah Fudhail untuk bertobat kepada Allah SWT? Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. Amin Ya Robbal'alamiin.